platform open sea
Foto: Freepik

Mengenal Platform Open Sea dan 2 Mata Uang yang Paling Umum Digunakan

Kian populernya , kini mulai banyak yang memanfaatkan platform untuk menjual berbagai produk di global.

Dibanding platform lainnya, platform Open Sea sendiri menjadi platform yang paling umum dan populer serta banyak digunakan oleh baik kolektor maupun penjual karya seni digital di seluruh dunia.

Mengenal Platform Open Sea

Seperti yang sudah diketahui, platform Open Sea adalah platform yang menjadi pasar atau marketplace jual beli NFT dengan perputaran uang digital terbesar di dunia. Platform ini menjadi salah satu pilihan bagi pembeli, penjual, maupun kreator NFT untuk bertransaksi dengan nilai transaksi harian yang cukup tinggi.

Seperti yang sudah dijelaskan dalam laman resminya Open Sea adalah platform peer-to-peer marketplace untuk NFT (non fungitable token). Open Sea juga mengklaim platform-nya merupakan yang pertama dan terbesar di dunia sebagai marketplace NFT.

Berdasarkan data pengguna platform Open Sea ini, setidaknya sudah ada lebih dari 300 ribu pengguna dengan lebih dari 34 juta NFT yang ada di marketplace Open Sea. Bahkan, volume atau nilai transaksi yang berlangsung di Open Sea disebut-sebut sudah mencapai angka lebih dari USD 4 miliar.

Baca Juga -   Infinix Hot 10 Harga dan Spesifikasi, Apakah Layak Dibeli?

Mata Uang yang Digunakan di Platform Open Sea

Pada umumnya tiap transaksi jual beli NFT yang berlangsung di Open Sea lebih di dominasi menggunakan mata uang tertentu yakni Ethereum (ETH). Meski demikian, sebenarnya selain menggunakan ethereum atau ETH sebagai mata uang utama yang digunakan di platform mereka terdapat juga mata uang digital lain yang juga bisa digunakan antara lain Ethereum (ETH)/WETH, USDC.

Bahkan, open sea juga sebenarnya memiliki lebih dari 150 token pembayaran lain yang tersedia untuk digunakan sebagai transaksi dalam platform pasarnya.

Ethereum (ETH)

Pada dasarnya, Ether atau ETH adalah cryptocurrency asli dari blockchain Ethereum. ETH digunakan untuk membayar biaya transaksi (gas fees) di blockchain Ethereum.

Dalam hal ini, Open Sea menyatakan bahwa pihaknya tidak punya andil dalam menetapkan gas fee tersebut. Sebab gas fees ditentukan oleh pasokan/permintaan dan berfluktuasi sesuai dengan penggunaan . Oh iya, ETH dan WETH bernilai sama persis.

Keduanya pun bisa ditukar langsung di profil OpenSea yang kamu miliki nih. Adapun, kamu juga bisa menambahkan ETH dengan menuju ke dompet dan menekan “Add Funds.”

Baca Juga -   10 Kelebihan Vivo Y100 dan Kekurangan, Spesifikasi Lengkap Beserta Harga Resmi di Indonesia!

USDC

Mata uang digital selanjutnya yang juga berlaku di Open Sea adalah USDC. Namun, meski demikian mata uang jenis ini dianggap susah dikonversikan khususnya dalam tiap nilai mata uangnya, hal ini karena USDC belum terlalu umum digunakan.

Selain itu keterbatasan akses mata uang USDC ini juga belum terlalu diterima oleh di seluruh dunia sehingga membuat penggunanya cenderung sedikit.

Biaya Transaksi di Platform Open Sea

Sebagai marketplace NFT, Open Sea bergantung pada biaya yang dikumpulkan dari transaksi yang berhasil untuk menghasilkan uang. Setiap kreator yang menjual karyanya di platform Open Sea, bakal dikenakan biaya penjual sebesar 2,5%.

Berdasarkan laporan melalui laman resminya, Open Sea menyebutkan bahwa 2,5 persen dari setiap penjualan akan masuk ke Open Sea tersebut merupakan untuk layanan yang diberikan kepada para kreator.

Itu artinya, jika pengguna berhasil menjual karya NFT senilai 100 ETH, maka pengguna hanya akan menyimpan 97,5 ETH. Sedangkan, platform Open Sea akan mendapatkan 2,5 ETH dari penjualan tersebut.

Baca Juga -   5 Wisata Subang Terbaru yang Diserbu dan Selalu Bikin Haru! Coba Explor Tempat-Tempat Hits di Indonesia!

Sementara itu untuk pembeli karya NFT, Open Sea tidak memberlakukan biaya tambahan atau komisi apapun. Sekedar catatan, NFT adalah sertifikat kepemilikan digital yang tidak dapat digandakan.