Larangan saat haid – Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah dari vagina yang sudah umum dialami oleh perempuan setiap bulannya.
Dalam islam terdapat batasan beribadah bagi seorang perempuan Yang sedang haid ataupun nifas, perempuan yang sedang haid atau nifas dianggap memiliki hadas atau dalam keadaan tidak suci sehingga tidak diperbolehkannya melakukan ibadah-ibadah tertentu.
Berikut larangan saat haid bagi perempuan
1. Salat
Dalam Islam tidak diperbolehkannya seorang perempuan melaksanakan salat saat sedang masa haid.
Ketika dalam masa haid berarti seorang perempuan sedang dalam keadaan tidak suci sedangkan salah satu syarat sah shalat adalah seseorang itu suci dari hadas.
“Apabila haid datang, tinggalkanlah salat,” (HR Bukhari dan Muslim).
Suatu hari, datang seorang wanita lalu bertanya kepada Aisyah, “Apakah salah seorang dari kami harus mengqadha salat bila telah suci dari haid?”
Kemudian Aisyah pun bertanya, “Apakah engkau wanita Hururiyah? Kami dulunya haid di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau tidak memerintahkan kami mengganti salat.” (HR. Bukhari)
2. Membaca dan Menyentuh Al-Quran
Selain larangan melaksanakan shalat, perempuan yang dalam masa haid pun tidak diperbolehkannya membaca Al-Qur’an.
Alquran adalah kitab yang suci seseorang harus menyucikan diri terlebih dahulu untuk melakukan interaksi dengan Al-Qur’an, maka dari itu tidak diperbolehkan perempuan haid yang tidak dalam keadaan suci untuk membaca dan menyentuh Al-Qur’an.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda,
“Orang junub dan wanita haid tidak boleh membaca sedikit pun dari Alquran,” (HR. Tirmidzi)
3. Berpuasa
Selain dilarang mengerjakan shalat perempuan yang dalam masa haid dan nifas tidak diperbolehkan untuk berpuasa, baik puasa wajib maupun sunnah.
Ada sebuah hadist mengatakan,
“Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat’” (HR. Muslim)
Dari hadist diatas disebutkan bahwa perempuan yang tidak berpuasa wajib karena udzur haid maka diwajibkan untuk menggantinya dikemudian hari.
4. Berhubungan suami-istri
Allah menjelaskan dalam QS Al-Baqarah : 222
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”
Berdasarkan arti ayat Al-Qur’an diatas, saat perempuan sedang haid maka diharamkan untuk melakukan hubungan suami istri.
“Barangsiapa yang menyetubuhi wanita haid atau menyetubuhi wanita di duburnya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Menurut pendapat Syeikh Albani, Diperbolehkan baginya untuk bercumbu dengan isteri yang haid selain jima’. Ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Berbuatlah sekehendakmu (terhadap wanita haid) selain jima’ ” (HR. Muslim)
5. Tawaf
Perempuan haid atau nifas tidak diperbolehkan melakukan tawaf untuk mengelilingi Ka’bah, hal ini dijelaskan dalam hadits.
Rasulullah bersabda kepada Aisyah saat sedang melaksanakan haji dalam keadaan haid.
“Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain dari melakukan tawaf di Ka’bah hingga engkau suci kembali,” (H.R. Bukhari dan Muslim).”