Mengenal Kurikulum Prototipe dan 3 Perbedaannya dengan Kurikulum 2013

Kurikulum prototipe adalah kurikulum hasil penyederhanaan yang menjadi opsi pilihan lain dari dua kurikulum yang sudah ada sebelumnya yakni: Kurikulum 2013 dan Kurikulum darurat. Kurikulum

Syadir

kurikulum prototipe
Foto: Freepik/jcomp

adalah kurikulum hasil penyederhanaan yang menjadi opsi pilihan lain dari dua kurikulum yang sudah ada sebelumnya yakni: Kurikulum 2013 dan Kurikulum darurat.

Kurikulum prototipe juga akan mulai digunakan mulai tahun ajaran 2022/2023 bersama dengan dua kurikulum lainnya hingga pada tahun 2024, pemerintah akan mengkaji ulang semua kurikulum yang ada untuk merumuskan yang akan digunakan di seluruh satuan pendidikan.

Tujuan Perumusan Kurikulum Prototipe

Inisiasi pembuatan kurikulum prototipe ini sendiri muncul setelah adanya hasil riset yang menyebut hilangnya potensi pembelajaran dan akibat dampak pandemi yang sangat tinggi sehingga perlu dilakukan perumusan kurikulum baru yang kemudian dikenal dengan kurikulum ini.

Kurikulum ini dianggap efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta memiliki kesempatan kompetensi dasar dan pengembangan karakter yang lebih besar lagi.

Karakteristik Kurikulum Prototipe

Kurikulum ini memiliki karakteristik khusus, diantaranya yakni: proses kegiatan belajar dibuat berdasarkan projek untuk mengembangkan potensi keahlian khusus siswa dengan tetap mengedepankan karakter personal siswa seperti: iman, takwa, gotong royong, global, kreatif dan kritis.

Karakter lain dari kurikulum ini adalah lebih menitikberatkan esensi dari tiap pembelajaran agar nilai kompetensi di bidang literasi dan numerasi terpenuhi. Dan, sebagai tenaga pendidik lebih fleksibel dalam hal penyesuaian muatan lokal yang sesuai dengan kapasitas siswanya.

Perbedaan Kurikulum Prototipe dan Kurikulum 2013 di Tiap Jenjang

Kurikulum baru ini, memiliki perbedaan secara khusus di tiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga jenjang sekolah menengah atas, berikut penjelasannya:

Sekolah Dasar (SD)

Pada kurikulum 2013 untuk sekolah dasar, terdapat pemisahan antara mata pelajaran IPA dan IPS. Sedangkan, pada kurikulum ini, kedua mata pelajaran ini digabung menjadi satu mata pelajaran menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) tujuan sebagai persiapan ketika siswa melanjutkan pendidikan di level sekolah menengah pertama (SMP).

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Perbedaan mencolok antara kurikulum 2013 dan kurikulum baru di jenjang ini, adalah pada mata pelajaran informatika, jika sebelumnya lebih bersifat pilihan, maka pada kurikulum prototipe mata pelajaran ini dianggap wajib.

Sekolah Menengah Atas (SMA)

Jika pada kurikulum 2013, siswa baru harus memilih jurusan sementara, maka pada kurikulum baru ini pemilihan jurusan atau peminatan di mulai saat siswa memasuki kelas 11 yang dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan konsultasi antara wali kelas, guru BK serta orang tua siswa.

Struktur Kurikulum Prototipe

Kurikulum baru ini memiliki dua stuktur khusus yakni: kegiatan yang bersifat intrakurikuler dan kegiatan yang bersifat projek baik secara perseorangan maupun kelompok yang proses penerapannya diserahkan sepenuhnya kepada sekolah maupun tenaga pendidik tiap mata pelajarannya.

Jumlah Jam Pelajaran Kurikulum Prototipe

Kurikulum prototipe juga memiliki perbedaan dalam hal waktu atau jam pelajaran. Jika kurikulum 2013 lebih menghitung jumlah jam pelajaran berdasarkan hitungan minggu, maka kurikulum prototipe menghitung jam pelajaran berdasarkan tahun.

Dengan waktu jam pelajaran yang berdasarkan tahun ini akan memudahkan pihak sekolah untuk mengatur pembelajaran, contohnya: mata pelajaran yang belum diajarkan pada semester genap bisa diajarkan pada semester ganjil demikian pula sebaliknya atau menyesuaikan jam pelajaran setiap tahunnya .

Capaian Pembelajaran Kurikulum Prototipe

Selanjutnya, dalam kurikulum prototipe tidak lagi dikenal istilah kompetensi inti maupun kompetensi dasar melainkan diganti dengan capaian pembelajaran yang ditandai dengan hasil yang telah dicapai dalam bentuk sikap maupun keterampilan siswa dalam satu kesatuan yang saling terkait erat dan berdampak langsung pada kompetensi tiap siswanya.

Related Post