Sebagai platform investasi online, bibit menyediakan berbagai pilihan produk investasi termasuk reksadana di dalamnya. Cara memilih reksadana di Bibit sebenarnya sangatlah mudah. Bahkan, Bibit sudah menyediakan robot pemilih yang bisa merokemdasikan pilihan reksadana terbaik untuk para penggunanya. Namun, ada baiknya para pengguna bibit tidak terlalu menggantungkan diri pada robo Bibit.
Para pengguna Bibit juga perlu memperhatikan berbagai hal ketika memilih reksadana. Berikut adalah cara memilih reksadana terbaik di aplikasi Bibit. Hal apa saja yang harus diperhatikan saat memilihnya. Berikut adalah ulasannya.
1. Mencari Tahu Reputasi Manajer Investasi yang Disarankan Bibit
Seperti yang dikatakan sebelumnya, bibit akan merekomendasi produk reksadana dan manajer investasinya pada pengguna. Rekomendasi ini disesuaikan dengan kemampuan investasi penggunanya. Sebelum membeli produk reksadana, tidak ada salahnya bagi pengguna untuk mengecek dulu reputasi manajer investasi yang disarankan.
Track record dari manajer investasi yang bekerja sama dengan bibit memang rata-rata baik. Reputasinya pun bersih dan bagus. Namun, tidak ada salahnya untuk selalu mengecek ulang sebelum benar-benar membeli produk reksa dana.
2. Memperhatikan Tingkat Return
Cara memilih reksadana di Bibit selanjutnya adalah memperhatikan tingkat return produk yang dipilih. Perlu diketahui oleh pengguna aplikasi Bibit, tingkat return yang tinggi bukan berarti bahwa keuntungan yang akan didapatkan akan besar. Tingkat return ini hanya menunjukan perkembangan dalam jangka pendek saja.
Karena itu, pengguna aplikasi Bibit juga perlu memikirkan keuntungan jangka panjangnya. Seperti kemungkinan yang diberikan dalam jangka waktu panjang misalnya dalam 5-10 Tahun ke depan. Tingkat return yang rendah dalam jangka pendek memiliki kemungkinan peningkatan di masa depan. Hal ini berarti keuntungan akan semakin besar di masa depan
3. Mempertimbangkan Tingkat Resiko dari Produk
Setiap produk reksadana di Bibit akan memiliki tingkat resikonya masing-masing. Tingkat resiko ini dalam aplikasi Bibit disebut dengan Max Dragdown. Besaran tingkat resiko sangat dipengaruhi dengan besar return.
Biasanya, semakin besar tingkat return akan semakin besar tingkat resikonya. Karena itu, sebelum memilih produk reksadana perlu diperhatikan juga tingkat resiko yang akan didapatkan. Sesuaikan tingkat resiko ini dengan durasi penyimpanan reksadana yang telah pengguna rencanakan.
4. Menyesuaikan dengan Besaran Expense Ratio
Expense Ratio menunjukan kepiawaian manajer investasi dalam mengelola dana pemilik reksadananya. Angka expense ratio yang semakin kecil menunjukan semakin efisiennya manajer investasi. Namun, expense ratio yang besar juga bukan berarti performa manjer investasi buruk atau kurang baik.
Expense ratio ini juga harus dibandingkan dengan tingkat resiko dan tingkat return yang dibicarakan sebelumnya. Jika tingkat pengeluaran ini diiringi dengan return yang baik dan tingkat resiko rendah. Mungkin saja, pengeluaran ini memang dimaksimalkan untuk mendapatkan keuntungan maksimal jangka panjang. Karena itu, pemilihannya perlu disesuaikan.
5. Mengukur Dana Kelolaan
Para pengguna aplikasi Bibit bisa mengukur seberapa besar Manajer Investor telah dipercaya oleh para investor Bibit selama ini. Caranya dengan mengukur dana kelolaan, semakin besar dana kelolaan yang dimiliki. Hal ini menunjukan bahwa banyak investor Bibit yang memberikan dananya pada Manajer Investor tersebut. Hal ini juga menunjukan semakin tingginya kerpecayaan investor pada Manajer Investor tersebut.
Itulah cara memilih reksadana di Bibit, aplikasi Bibit memang sudah memberikan rekomendasi produk reksadana untuk para pengguna aplikaisnya. Namun, itu bukan berarti para pengguna mengandalkan sepenuhnya rekomendasi tersebut. Tidak ada salahnya bagi pengguna aplikasi Bibit untuk mempelajari sendiri Manjer Investasi yang dipilih. Hal ini dapat membantu pengguna untuk mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal.
Baca juga: Perbedaan Reksadana dan Deposito dari Berbagai Aspek Investasi