Kiat-Kiat Ketika Menjadi Mahasiswa Baru

Halo teman-teman sekalian! Kiranya teman-teman semua yang tengah membaca tulisan ini selalu dalam keadaan yang sehat wal'afiat ya terutama di masa pandemi COVID-19 yang masih

Syadir

Kiat-Kiat Ketika Menjadi Mahasiswa Baru

Halo teman-teman sekalian! Kiranya teman-teman semua yang tengah membaca tulisan ini selalu dalam keadaan yang sehat wal'afiat ya terutama di masa pandemi COVID-19 yang masih berlangsung ini.

Pada artikel kali ini saya berkeinginan untuk membagikan (sharing) kepada teman-teman sekalian beberapa hal yang harus dan wajib diperhatikan oleh teman-teman ketika akan atau telah menjadi mahasiswa baru agar pada akhirnya tidak sampai ‘tersesat' dan ‘salah langkah' di kemudian hari.

Sebelum membahasnya lebih lanjut izinkan saya untuk menyampaikan apa pergertian dari mahasiswa itu sendiri.

 

 

Menurut KBBI mahasiswa memiliki makna yang pertama ialah orang yang di perguruan tinggi. Mahasiswa baru sederhananya adalah seseorang yang baru saja menginjakkan kakinya sebagai seorang mahasiswa yang baru menjadi seorang mahasiswa baru.

Baca juga: Pengertian HTML, Fungsi, dan Cara kerjanya

Baik mahasiswa lama maupun mahasiswa baru memang sejatinya identik dengan kehidupan di perguruan tinggi yang keras. Perjalanan menjadi seorang mahasiswa baru alias ‘maba' memang tidak mudah untuk dilalui, namun masih bisa diakali agar sebagai mahasiswa baru dapat dengan cepat beradaptasi dengan baik di bangku perkuliahan.

Berikut ini adalah beberapa kiat yang mesti diperhatikan oleh teman-teman sekalian ketika akan atau yang baru saja menjadi seorang mahasiswa baru.

Kiat-Kiat Ketika Menjadi Mahasiswa Baru

1. angan Pernah Malu Bertanya

Pernah ada suatu pepatah yang mengatakan “malu bertanya sesat di jalan”. Pepatah tersebut memang benar adanya.

Bila teman-teman yang membaca tulisan ini kebetulan adalah mahasiswa baru, maka ingatlah untuk selalu mencari informasi yang berhubungan dengan universitas yang teman-teman masuki dari berbagai sumber, bisa saja itu berasal dari biro tata , kakak tingkat, senat mahasiswa, himpunan mahasiswa, maupun teman seangkatan.

Oleh karena itu jangan pernah untuk malu bertanya.

 

2. Mengumpulkan Sedini Mungkin

Pada umumnya kebijakan-kebijakan di setiap kampus berbeda satu sama lainnya, dan dalam hal ini kebijakan SKP (satuan kredit partisipan) juga tidak terlepas dari hal ini.

Bagi teman-teman yang belum tahu apa itu SKP, singkatnya SKP adalah suatu mekanisme poin yang wajib dikumpulkan oleh setiap mahasiswa sebagai syarat kelulusan nantinya selama menjadi mahasiswa yang bersangkutan.

Khusus pada poin kedua ini bila ada kewajiban bagi setiap mahasiswa untuk mengumpulkan poin SKP hingga jumlah tertentu (tanpa adanya opsi pembelian poin SKP) maka cobalah mulai sedini mungkin mengumpulkannya (menyicilnya).

Beberapa yang bisa dilakukan oleh teman-teman sekalian dalam hal mengumpulkan SKP adalah yang pertama dengan cara mengikuti perlombaan yang bersifat internal maupun eksternal, yang kedua bergabung dengan kepanitiaan & organisasi kampus, dan yang lain sebagainya.

Semakin tinggi tingkat semester yang ada, maka kesemptaan untuk mengumpulkan SKP pun semakin menyusut sebab banyak matakuliah yang semakin memberatkan (baca menyusahkan). Oleh karena itu, lebih cepat dalam hal mengumpulkan SKP maka akan menjadi lebih baik.

 

3. Memperluas Pertemanan

Bukan menjadi sebuah rahasia lagi bahwa kita sebagai manusia yang notabene adalah makhluk sosial sudah menjadi kodratnya memerlukan uluran tangan dari pihak yang lain (baca manusia yang lain).

Memiliki banyak teman (lebih dari satu orang) tentu saja akan menjadi sebuah ‘senjata' yang mujarab dalam menghadapi medan tempur perkuliahan yang semakin hari akan semakin meningkat tensinya.

Memiliki banyak teman akan memudahkan kita dalam mengumpulkan berbagai informasi yang ada. Berbagai jalur yang dapat kita lalui untuk memperluas jaringan pertemanan di antaranya bisa berkenalan secara empat mata (pribadi), mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM) & kelompok studi, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu jangan lupa untuk mencari dan membangun hubungan pertemanan.

Baca juga: Tips Mempercepat Kinerja Laptop, Tanpa Beli Baru

4. Mengambil Istirahat Sesekali

Tidak ada salahnya sama sekali untuk mengambil jadwal istirahat sesekali di tengah padatnya perkuliahan. Ingatlah bahwa tubuh kita yang ‘rapuh' ini juga memerlukan waktu untuk meregenerasi dirinya sendiri.

Jangan sampai karena pribadi terlalu berambisi untuk menjalani berbagai kegiatan perkuliahan sampai-sampai nanti tubuh kita merasakan burnout dan bisa-bisa dapat menimbulkan toxic positivity.

Jika sudah telanjur jatuh sakit maka diri kita sendiri juga yang akan kerepotan nantinya, benar bukan? Oleh karena itu sesekali jangan sampai lupa untuk beristirahat dan bersantai dalam beberapa kesempatan.

 

5. Bila Merasakan Tanda-Tanda Salah Jurusan

Menurut saya ini adalah hal yang paling krusial dan genting. Mengapa bisa demikian? Sebab jika sudah merasa salah jurusan, apapun yang akan kita kerjakan yang sehubungan dengan perkuliahan sudah pasti tidak akan terasa menyenangkan sama sekali.

Salah jurusan juga dapat menganggu dan mengakibatkan gangguan mental seperti stress yang berkepanjangan, dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, menurut saya bila ada teman-teman yang sudah merasa salah jurusan sejak dini terutama sebelum memasuki semester III (tiga), ada baiknya untuk mengajukan perpindahan program studi (jurusan) atau bahkan universitas bila memungkinkan yang memang kita minati dan sukai sesuai dengan kemampuan dan kepribadian diri masing-masing.

Itu tadi seragkaian serba-serbi yang bisa dilakukan teruntuk khususnya para mahasiswa baru yang baru saja memulai kiprahnya di lingkungan perguruan tinggi alias kampus.

Kiranya sedikit tulisan ini dapat mencerahkan para pembaca setia yang mungkin saja kebetulan adalah mahasiswa baru.

Sampai jumpa di lain kesempatan. Sampai jumpa!

 

Referensi:

  • [1] https://www.kbbi.web.id/mahasiswa
  • [2] https://www.kbbi.web.id/burnout
  • [3] https://www.kbbi.web.id/universitas
  • [4] https://www2.sci.hokudai.ac.jp/wp/wp-content/uploads/2019/03/people_215.jpg
  • [5] https://melmagazine.com/wp-content/uploads/2019/07/Shy-1280×533.jpg
  • [6] https://3.bp.blogspot.com/-7uwyVy3RCic/VYN1KklMmNI/AAAAAAAAALs/winVq6Fu8uo/s1600/kaca-pembesar.jpg
  • [7] https://etechcomputers.com.au/wp-content/uploads/2017/02/Etech-Computers-social-networking.jpg
  • [8] https://tamebay.com/wp-content/uploads/2020/09/Sign-in-for-our-11am-Coffee-break-webinar-today.jpg
  • [9] https://miro.medium.com/max/1200/1*cgFv96f0z0thte2FyqN-aQ.jpeg
  • [10] Samara Quintero, LMFT, CHT & Jamie Long, PsyD. (2019). “Toxic Positivity: The Dark Side of Positive Vibes”. thepsychologygroup.com. Dikutip pada tanggal 03 Oktober 2021.

Tags

Related Post